Goresan 4
Bismillahirohmanirrohim
,
Hai
bertemu saya kembali di blog tercinta , sebelumnya saya berterima kasih bagi
yang yang telah menyempatkan mampir ke blog saya walau tidak membaca artikel
ini dan terima kasih bagi yang telah membacanya semoga pemirsa tidak bosan
mendengarkan cerita saya lewat tinta diatas hitam putih (duuuh seperti
perjanjian antara dua belah pihak .__. Haha) . Langsung saja saya akan memulainya
.
Sebenernya
saya bingung ingin dimulai dari mana , karna terlalu banyak hati saya yang
terluka hingga menetes lah air mata saya ke pipi yang tembem ini haha . Disini
saya tidak mencoretkan tentang percintaan seperti yang tengah melanda anak muda
zaman sekarang tuh yang agak alay – alay gimanaaa gitu hahaha . Cuma maaf nih
kalo kalo misalnya cerita saya nyerempet sedikit tentang cinta *ya maklumlah ya
manusia pasti nggak lepas dari cinta seperti cinta pada tuhan yang maha
menciptakan seisi langit dan bumi , terus cinta pada rasul rasul , ibu dan ayah
kita , adek , kakak , guru maupun teman dan lain sebagainya .
Di blog
saya kali ini mengenai orang tua saya , yang mana kita tahu dan pasti betul
bahwa kita sangat menyayanginya dan harta yang paling berharga di dunia ini .
Lantas apa yang anda rasakan ketika salah satu orang tua anda sakit ? pasti
perasaan anda sedih , tidak tega , menangis , bahkan anda berfikir bisa kah
penyakit itu berpindah ke kita saja jangan lah orang tua kita yang merasakannya
. Yap seperti itu lah perasaan saya saat ini , sedih , tidak tega , menangis
itu pasti namun tidak didepan mereka saya tunjukan air mata saya . Hmm
maklumlah ya saya orangnya agak perasa atau kata kerennya moody gitu tapi
terkadang cuek si ya namun saya tidak jutek kok , ramah , murah senyum ahaha
dan lumayan supel lah hoho *loh kok jadi menceritakan perasa ya hmm .
Air mata
saya mulai berjatuhan ketika bapak saya menghampiri dan duduk tepat di samping
saya yang mana saya masih lengket di kasur nan indah . Beliau berkata : “ ajak
bapak ngomong , bapak bukan seperti dulu lagi kalo ada apa apa langsung
dikerjain bapak dulu salah sekarang dada bapak terasa agak beda “ lantas bapak
saya mengeluarkan air mata dan karna saya baru siuman (maksudnya baru melek)
namun saya menangkap dan mencerna perkataan itu dengan seksama lalu sedikit
demi sedikit keluarlah air mata saya saat masih terbaring di kasur tetapi
berhubung saya tidak mau ketahuan kalo ternyata saya nangis juga , saya stay
cool di kasur dengan muka menghadap sebelah kanan dan sambil sayup sayup gitu
hehe . Dan mulai saat itu seharian saya gampang sekali tersentuh hatinya untuk
mengeluarkan air mata hmm mungkin efek dari hari sebelumnya kali ya karna saya
saat menonton film “tenggelamnya kapal van der wijck” saya menangis jadi
keesokannya jika ada yang sedih saya bisa mengeluarkan air mata dengan mudahnya
mungkin itu juga karna saya menangisnya belum full jadi sampai sekarang masih bisa
menangis dengan tiba tiba seperti kejer banget .
Seisi
rumah ikut turun tangan ketika bapak sakit . Dari ibu , saya , adek semua ikut
sibuk gimana caranya agar bapak sehat , karna bapak saya kalau sakit itu
“dipikirin” jadi itu yang membuat pikiran semakin kacau karna sakitnya ini
berhubungan dengan tensi maka jadi deh tensinya naik dan jika sudah turun tetap
saja bapak masih memikirkan seperti memikirkan apa kah harus minum obat terus
atau gimana ? karna bapak saya bukan orang yang pengkonsumsi obat dan beliau
terus bertanya tanya dengan orang yang memikili darah tinggi bahkan bolak balik
ke dokter hanya untuk konsultasi bahkan konsultasi di tempat herbal yang mana
saran yang tempat herbal itu lah yang sebenernya yang dicari cari bapak .
Tempat herbal tersebut menyarankan untuk cek di lab lalu nanti akan diberikan
resep pengganti obat entah dengan pola makanan atau apa yang harus di pantang .
Ya allah
baru kali ini saya melihat dan mendengar bapak saya menangis disaat itu pula
saya berfikir banyak sekali dosa yang telah saya perbuat , saya tidak tega ya
allah membiarkan bapak saya menanggung beban sakit tidak tidur sedangkan anak
anaknya tertidur pulas , saya ingin senyum cerah dari bibirnya saya ingin
bercengkrama , berdebat argumen , atau sedikit omelan beliau ya allah . Saya
ingin beliau sehat dan saya juga ingin
ibu ataupun adek saya sehat kalaupun mereka sakit biarkan saya saja ya allah
yang diberikan sakit . Ringankanlah penyakitnya , buatlah mereka semua
tersenyum saya ingin melihat senyum celah dari bibir bapak , ibu ataupun adek –
adek saya , jangan buat mereka semua terpuruk dan hanyut dalam kesedihan .
Nanti setelah cek darah di lab kumohon hasilnya akan baik – baik saja amin ya
rabb .
Nah
demikian cerita saya lewat hitam diatas putih , maaf ya kalo menurut kalian
ceritanya terlalu lebay atau dramatisir namun ini berdasarkan kisah nyata
ahehehe . Semoga yang membaca artikel ini diberikan pahala karna telah mampir
dan menyempatkan waktu untuk membacanya . Dan mudah mudahan cerita saya dapat
diambil hikmah nya bahwa kita harus tetap “love , care and respect for
everyone” J
0 komentar:
Posting Komentar