Senin, 27 Januari 2014

goresan 4

Goresan 4

Bismillahirohmanirrohim ,
Hai bertemu saya kembali di blog tercinta , sebelumnya saya berterima kasih bagi yang yang telah menyempatkan mampir ke blog saya walau tidak membaca artikel ini dan terima kasih bagi yang telah membacanya semoga pemirsa tidak bosan mendengarkan cerita saya lewat tinta diatas hitam putih (duuuh seperti perjanjian antara dua belah pihak .__. Haha) . Langsung saja saya akan memulainya .


Sebenernya saya bingung ingin dimulai dari mana , karna terlalu banyak hati saya yang terluka hingga menetes lah air mata saya ke pipi yang tembem ini haha . Disini saya tidak mencoretkan tentang percintaan seperti yang tengah melanda anak muda zaman sekarang tuh yang agak alay – alay gimanaaa gitu hahaha . Cuma maaf nih kalo kalo misalnya cerita saya nyerempet sedikit tentang cinta *ya maklumlah ya manusia pasti nggak lepas dari cinta seperti cinta pada tuhan yang maha menciptakan seisi langit dan bumi , terus cinta pada rasul rasul , ibu dan ayah kita , adek , kakak , guru maupun teman dan lain sebagainya .

Di blog saya kali ini mengenai orang tua saya , yang mana kita tahu dan pasti betul bahwa kita sangat menyayanginya dan harta yang paling berharga di dunia ini . Lantas apa yang anda rasakan ketika salah satu orang tua anda sakit ? pasti perasaan anda sedih , tidak tega , menangis , bahkan anda berfikir bisa kah penyakit itu berpindah ke kita saja jangan lah orang tua kita yang merasakannya . Yap seperti itu lah perasaan saya saat ini , sedih , tidak tega , menangis itu pasti namun tidak didepan mereka saya tunjukan air mata saya . Hmm maklumlah ya saya orangnya agak perasa atau kata kerennya moody gitu tapi terkadang cuek si ya namun saya tidak jutek kok , ramah , murah senyum ahaha dan lumayan supel lah hoho *loh kok jadi menceritakan perasa ya hmm .

Air mata saya mulai berjatuhan ketika bapak saya menghampiri dan duduk tepat di samping saya yang mana saya masih lengket di kasur nan indah . Beliau berkata : “ ajak bapak ngomong , bapak bukan seperti dulu lagi kalo ada apa apa langsung dikerjain bapak dulu salah sekarang dada bapak terasa agak beda “ lantas bapak saya mengeluarkan air mata dan karna saya baru siuman (maksudnya baru melek) namun saya menangkap dan mencerna perkataan itu dengan seksama lalu sedikit demi sedikit keluarlah air mata saya saat masih terbaring di kasur tetapi berhubung saya tidak mau ketahuan kalo ternyata saya nangis juga , saya stay cool di kasur dengan muka menghadap sebelah kanan dan sambil sayup sayup gitu hehe . Dan mulai saat itu seharian saya gampang sekali tersentuh hatinya untuk mengeluarkan air mata hmm mungkin efek dari hari sebelumnya kali ya karna saya saat menonton film “tenggelamnya kapal van der wijck” saya menangis jadi keesokannya jika ada yang sedih saya bisa mengeluarkan air mata dengan mudahnya mungkin itu juga karna saya menangisnya belum full jadi sampai sekarang masih bisa menangis dengan tiba tiba seperti kejer banget .

Seisi rumah ikut turun tangan ketika bapak sakit . Dari ibu , saya , adek semua ikut sibuk gimana caranya agar bapak sehat , karna bapak saya kalau sakit itu “dipikirin” jadi itu yang membuat pikiran semakin kacau karna sakitnya ini berhubungan dengan tensi maka jadi deh tensinya naik dan jika sudah turun tetap saja bapak masih memikirkan seperti memikirkan apa kah harus minum obat terus atau gimana ? karna bapak saya bukan orang yang pengkonsumsi obat dan beliau terus bertanya tanya dengan orang yang memikili darah tinggi bahkan bolak balik ke dokter hanya untuk konsultasi bahkan konsultasi di tempat herbal yang mana saran yang tempat herbal itu lah yang sebenernya yang dicari cari bapak . Tempat herbal tersebut menyarankan untuk cek di lab lalu nanti akan diberikan resep pengganti obat entah dengan pola makanan atau apa yang harus di pantang .

Ya allah baru kali ini saya melihat dan mendengar bapak saya menangis disaat itu pula saya berfikir banyak sekali dosa yang telah saya perbuat , saya tidak tega ya allah membiarkan bapak saya menanggung beban sakit tidak tidur sedangkan anak anaknya tertidur pulas , saya ingin senyum cerah dari bibirnya saya ingin bercengkrama , berdebat argumen , atau sedikit omelan beliau ya allah . Saya ingin beliau sehat  dan saya juga ingin ibu ataupun adek saya sehat kalaupun mereka sakit biarkan saya saja ya allah yang diberikan sakit . Ringankanlah penyakitnya , buatlah mereka semua tersenyum saya ingin melihat senyum celah dari bibir bapak , ibu ataupun adek – adek saya , jangan buat mereka semua terpuruk dan hanyut dalam kesedihan . Nanti setelah cek darah di lab kumohon hasilnya akan baik – baik saja amin ya rabb .

Nah demikian cerita saya lewat hitam diatas putih , maaf ya kalo menurut kalian ceritanya terlalu lebay atau dramatisir namun ini berdasarkan kisah nyata ahehehe . Semoga yang membaca artikel ini diberikan pahala karna telah mampir dan menyempatkan waktu untuk membacanya . Dan mudah mudahan cerita saya dapat diambil hikmah nya bahwa kita harus tetap “love , care and respect for everyone” J

0 komentar:

 

Nurlatifa Kurniawati Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang